Srikandi Demokrasi Jawa Barat

kami menolak upaya penindasan, diskriminsai dan pemiskinan rakyat atas dalih apapun

Senin, 26 Mei 2008

Diposting oleh Srikandi Demokrasi Jawa Barat di 00.44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)



rangkaian melati yang melingkar melambangkan bersatunya para perempuan indonesia untuk memperjuangkan demokrasi Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 45.

Tentang Kami

Foto saya
Srikandi Demokrasi Jawa Barat
"kehidupan wajib disiasati tetapi kebenaran pantang untuk disiasati.." Pembina/Penanggung Jawab : Ineu Purwadewi Ketua Yosi Lucky Sekretaris : Sely Andriani Bendahara : Meliana Kadir Anggota :Wewen W Yanti Rosalia Vivi Sa’adiah Poppi ParlinaYenny
Lihat profil lengkapku

BADAN HUKUM

BADAN HUKUM
Srikandi Demokrasi Indonesia adalah
Lembaga Swadaya Masyarakat
dibawah naungan Yayasan Srikandi
Sesuai dengan
AKTA NO 15/11 Desember 2003
AKTANO 45/26 Agustus 2004
NPWP 02.314: 312.6017.000
SK Mentri Hukun dan Ham RI
NO C-837.HT.01.02 TH 2004




ALAMAT SEKRETARIAT

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Demokrasi mensyaratkan keadilan dan nilai nilai hak asasi manusia, termasuk hak asasi perempuan adalah sebuah kenyataan bahwa masih banyak perempuan Indonesia yang mengalami peminggiran peran , baik secara ekonomi, sosial dan politik,ketidak setaraan gender telah berakibat posisi perempuan termajinalkan.

dalam kondisi demikian maka sekelompok perempuan, yang berasal dari berbagai macam profesi merasa terpanggil untuk melakukan program aksi yang mendukung upaya pemberdayaan dan peningkatan partisipasi perempuan.

Sekalipun kami memahami bahwa menghadapi arus globalisasi maka perempuan Indonesia akan menghadapi tantangan yang kompleks, perlu upaya maksimal untuk bersatu dan bersama sama memainkan peran secara aktif membangun organisasi, perempuan yang terbuka, nasionalis pluralis, berbasis kerakyatan

Oleh karena itu Maka Srikandi Demokrasi Indonesia (SDI) sebagai sebuah organisasi yang kami harapkan dapat menjadi sarana untuk melaksanakan program program nyata yang berorientasi pada kesejahteraan dan keadilan. Dalam bingkai Pancasila dan UUD 45

Srikandi demokrasi Indonesia dideklarasikan di Jakarta
pada hari selasa tanggal 8 maret 2005
bertepatan dengan hari perempuan sedunia

VISI MISI

VISI MISI

VISI
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang demokratis dalam kehidupan yang berkeadilan sosial, pluralis, damai, sejahtera, dan toleran dengan menjunjung nilai nilai hak asasi manusia

MISI
Melibatkan organisasi politik untuk aktif berperan serta dalam mendorong dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Indonesia sebagai sebuah pengabdian terhadap nilai yang terkandung dalam spirit Nasionalisme pluralis, membangun dan menguatkan masyarakat sipil yang mengedepankan nilai demokrasi dan hak asasi manusia .

PROGRAM, KEANGGOTAAN. SUMBER DANA

PROGRAM KERJA
Advokasi kebijakan Pemerintah
Pendidikan Politik bagi perempuan
Pemberdayaan ekonomi perempuan
Kerja kerja Sosial

KEANGGOTAAN
Terbuka bagi semua Perempuan yang memiliki cita cita dan kepedulian yang sama memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan Bersifat sukarela dan sosial, tidak membatasi usia, pekerjaan dan status sosial dan Bersedia aktif sesuai dengan penugasan dan kemampuan

SUMBER DANA
Berasal dari iuran sukarela dan wajib dari anggota, serta sumbangan individu Dan lembaga yang tidak mengikat



Deklarator Srikandi demokrasi Indonesia jakarta 08.02.05

Arsip

  • ▼  2008 (5)
    • ▼  Mei (5)
      • .xT2i63Gv6 {position:relative;width: 468px;text-al...
      • NIHILISME RAKYAT ATAS UPAYA PEMERINTAH BERHASIL M...
      • MULTIKULTURALISME
      • Tanpa judul
      • solusi keblinger orang orang pinter

DUA KEINGINAN

Di keheningan malam, Sang Maut turun dari hadirat Tuhan menuju ke bumi. Ia terbang melayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan matanya. Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka, dan orang-orang yang terlena di dalam kekuasaan sang lelap.

Ketika rembulan tersungkur kaki langit, dan kota itu berubah warna menjadi hitam legam, Sang Maut berjalan dengan langkah tenang di tengah pemukiman -- berhati-hati tidak menyentuh apapun -- sampai tiba di sebuah istana. Dia masuk dan tak seorang pun kuasa menghalangi. Dia tegak di sisi sebuah ranjang dan menyentuh pelupuk matanya, dan orang yang tidur itu bangun dengan ketakutan.

Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan, "Menyingkirlah kau dariku, mimpi yang mengerikan! Pergilah engkau makhluk jahat! Siapakah engkau ini? Dan bagaimana mungkin kau masuk istana ini? Apa yang kau inginkan? Minggatlah, karena akulah empunya rumah ini. Enyahlah kamu, kalau tidak, kupanggil para budak dan para pengawal untuk mencincangmu menjadi kepingan!"

Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan, "Akulah kematian, berdiri dan membungkuklah kepadaku."

Dan si kaya berkuasa itu bertanya, "Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan benda apa yang kau cari? Kenapa kau datang ketika pekerjaanku belum selesai? Apa yang kau inginkan dari orang kuat seperti aku? Pergilah sana, carilah orang-orang yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri oleh taring-taringmu yang berdarah dan wajahmu yang bengis, dan mataku bergetar menatap sayap-sayapmu yang menjijikan dan tubuhmu yang memuakkan."

Setelah diam beberapa saat dan tersadar dari ketakutannya, ia menambahkan, "Tidak, tidak, Maut yang pengampun, jangan pedulikan apa yang telah kukatakan, karena rasa takut membuat diriku mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya terlarang. Maka ambillah emasku seperlunya atau nyawa salah seorang dari budak, dan tinggalkanlah diriku... Aku masih memperhitungkan kehidupan yang masih belum terpenuhi dan kekayaan pada orang-orang yang belum terkuasai. Di atas laut aku memiliki kapal yang belum kembali ke pelabuhan, dan pada hasil bumi yang belum tersimpan. Ambillah olehmu barang yang kau inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya selir, cantik bagai pagi hari, untuk kau pilih, Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya seorang putra tunggal yang kusayangi, dialah biji mataku. Ambillah dia juga, tapi tinggalkan diriku sendirian."

Sang Maut itu menggeram, engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak tahu diri. Kemudian Maut mengambil tangan orang itu, mencabut kehidupannya, dan memberikannya kepada para malaikat di langit untuk memeriksanya.

Dan maut berjalan perlahan di antara orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah paling kumuh yang ia temukan. Ia masuk dan mendekati ranjang di mana tidur seorang pemuda dengan kelelapan yang damai. Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri di sampingnya, ia berkata dengan suara penuh cinta dan harapan, "Aku di sini, wahai Sang Maut yang cantik. Sambutlah ruhku, impianku yang mengejawantah dan hakikat harapanku. Peluklah diriku, kekasih jiwaku, karena kau sangat penyayang dan tak kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran. Jangan tinggalkan daku."

"Aku telah memanggilmu berulang kali, namun kau tak mendengarkan. Tapi kini kau telah mendengarku, karena itu jangan kecewakan cintaku dengan peng-elakan diri. Peluklah ruhku, Sang Maut terkasih."

Kemudian Sang Maut meletakkan jari-jari lembutnya ke atas bibir yang bergetar itu, mencabut nyawanya, dan menaruhnya di bawah sayap-sayapnya.

Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang -- ke dunia -- dan dalam bisikan ia berkata, "Hanya mereka yang di dunia mencari Keabadian-lah yang sampai ke Keabadian itu."

JEJARING

  • SDI SUMSEL
  • SDI NTB
  • OKEZONE
  • DETIK
  • KOMPAS
  • SDI BALI
  • SDI KALTENG
  • SDI PUSAT